Fakta mencengangkan bahwa terdapat kesamaan dalam bahasa dan postur orang-orang yang mendiami bentangan terluas di bumi. Dari Madagaskar di timur Afrika sampai pulau Easter di barat benua Amerika. Wilayah tersebut meliputi dua samudera terluas di dunia yaitu samudera Hindia dan samudera Pasifik. Kesamaan itu menimbulkan dugaan atau hipotesa bahwa mereka berasal dari daerah yang sama dan masih berkerabat, tetapi telah lama menyebar ke berbagai penjuru luas tersebut.
Sebelum adanya teknologi genetika, antara lain analisa dan test DNA, asal usul penyebaran manusia dapat dirunut dari variasi bahasa pada wilayah penyebarannya. Ibarat pohon, untuk menuju batang pohonnya dapat dirunut dari ranting-rantingnya menuju beberapa cabangnya yang akhirnya menuju batang induknya. Metode inilah yang menjadi dasar hipotesa bahwa orang-orang tersebut berasal dari pulau Taiwan. Suku-suku asli di pedalaman Taiwan memiliki keragaman bahasa yang menjadi induk dari seluruh varian bahasa orang-orang yang tersebar luas tersebut.
Pembuktian lainnya adalah ditemukannya kesamaan pola dekorasi artefak gerabah dari masa lampau di wilayah-wilayah persebaran tersebut. Dari era yang sama juga ditemukan sisa tulang belulang ayam dan babi, serta mulai tersebarnya tanaman talas, sukun, dan ubi. Dari pengukuran radiokarbon, proses persebaran tersebut tidaklah sekaligus, akan tetapi berproses selama ribuan tahun. Menurut pengukuran itu sekitar 3000 SM (Sebelum Masehi) orang-orang tersebut mencapai Philipina, kemudian 2500 SM mencapai Sulawesi, Kalimantan Utara, dan Timor. Orang-orang tersebut baru mencapai Jawa dan Sumatra 2000 SM, kemudian ke arah timur sampai pulau Papua sekitar 1600 SM. Proses penyebaran tersebut terus berlanjut sampai setelah penanggalan Masehi orang-orang tersebut telah tersebar dari Madagaskar di timur Afrika sampai pulau Easter dekat Amerika Selatan.
. . . > selanjutnya
