25 C
Jakarta
Thursday, 19 September 2024
spot_img
HomeIntisariBagaimana Orang Tidak Kompeten Bisa Menjadi Pemimpin

Bagaimana Orang Tidak Kompeten Bisa Menjadi Pemimpin

Kedua: Kekaguman kepada sosok yang menawan dan menghibur, terutama sejak berkembangnya media masa tahun 1960-an dan lebih masif lagi di era digital ini. Kebanyakan, pemimpin yang menawan akhirnya membuat masalah yang merugikan masyarakatnya. Faktanya, para pemimpin terbaik adalah tokoh yang rendah hati, bukan yang menawan atau menghibur. Pemimpin yang baik hidup disiplin, rapat dengan persiapan, mendengarkan orang, tidak banyak bicara, membuat keputusan yang masuk akal, menjalankan tugasnya dengan baik, dan tidak berkasus.

Angela Merkel, Kanselir Jerman negara kuat di tengah berbagai krisis dunia

Ketiga: Masyarakat terpesona oleh orang-orang narsistik, menebar visi muluk dan megalomania (merasa hebat) dengan memanfaatkan sisi narsistik masyarakat sendiri. Masyarakat mudah kagum dengan ketenaran yang dihasilkan dari proses apapun, karena ketenaran dianggap sebagai bentuk kesuksesan. Kebanyakan, ketenaran adalah sukses bagi orang itu sendiri, tidak ada hubungannya dengan kesuksesan masyarakat.

Belum cerdasnya masyarakat dalam melahirkan pemimpin dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan untuk menguasai masyarakat itu, mungkin secara politik, ekonomi, atau budaya, tergantung aspek mana yang dapat dieksploitasi.

sebelumnya < . . .

Peristiwa

Laporan

Sketsa