Kadang masyarakat tidak sependapat dengan kebijakan atau keputusan yang dibuat oleh para perwakilan atau pemimpin-nya, keputusan itu tidak memihak rakyat atau tidak masuk akal. Di balik itu, sering kemudian terbukti, ternyata ada kepentingan dibelakangnya yang terungkap setelah munculnya kasus atau kerugian yang terlanjur parah.
Pemimpin lahir dari pilihan atau kesukaan masyarakatnya. Bagaimana masyarakat dapat membuat banyak orang tidak kompeten bisa menjadi pemimpin? Penelitian menemukan 3 faktor penyebabnya:
Pertama: Masyarakat tidak bisa membedakan antara “percaya diri” dengan “kompeten” (kemampuan yang sebenarnya). Kebanyakan orang berpendapat bahwa orang yang percaya diri berarti memiliki kepemimpinan. Sebenarnya sangat minim hubungan antara percaya diri dengan kepemimpinan. Faktanya, semakin rendah kemampuan seseorang, justru orang itu merasa bahwa kemampuannya jauh lebih tinggi dari yang sebenarnya.
. . . > selanjutnya